Posted in October 2012

Sampai Kapan Kita Terus Begini?

disclaimer : postingan ini tidak bermaksud mengumbar sinisme atau sikap pesimis, saya hanya menunjukkan bahwa ada yang harus dibenahi dan bisa dibenahi untuk menjadikan negeri ini lebih baik. “mas, mau siapapun gubernurnya, macet di Jakarta ga bakal brenti..lhawong jalannya segini-gini aja, tapi mobil makin banyak, mbok ya ada pembatasan mobil po gimana gitu” ucapan itu … Continue reading

Cap Itu.

Seberapa pentingkah cap untuk anda? Dan seberapa bangga anda setelah anda mendapat cap? Yah, mungkin untuk beberapa gelintir manusia, penting. mungkin semacam bukti atau kalau tidak ya mungkin itu adalah simbol eksistensi telah melintasi batas-batas geografis suatu negara. Cap sekarang menjadi gengsi untuk menentukan taraf sampai dimana anda pernah melakukan perjalanan. Mereka yang dicap berkali-kali … Continue reading

Merasakan Menjadi Seorang Muslim Di Jepang

Merasakan Menjadi Seorang Muslim Di Jepang

sebagai seorang asing di negara orang yang notabene bukan negara muslim maka hal pertama yang saya lakukan adalah mencari saudara seiman di negara tersebut. alhamdulillah saya dipertemukan dengan keluarga mas ganjar, mbak dina dan luna. berawal dari kawan ACI, Andi yang mengenalkan saya dengan kakaknya mbak Faozia Dina yang tinggal di Jepang, akhirnya saya mendapatkan … Continue reading

Jepang Dalam Instagram

Jepang Dalam Instagram

semenjak ada instagram, foto-foto makin menyenangkan. yak! aplikasi ini memang memudahkan para pengguna gadget genggam untuk memfoto dan mengolah fotonya menjadi sebuah foto yang bagus. dan berikut ini ada sedikit foto-foto dari Jepang yang saya dokumentasikan dan diolah melalui instagram. ini adalah saat kami tiba di Jepang dan kemudian tidur di ruang tunggu bandara Haneda, … Continue reading

Oleh-oleh?

disclaimer : mungkin setelah ini anda menganggap saya sombong, idealis, atau apalah..itu terserah pembaca…saya hanya menulis apa yang saya rasakan saja. kalau mau diskusi silahkan… hari ini saya meluangkan waktu belanja oleh-oleh, tidak banyak dan hanya beberapa untuk kolega dan orang-orang terdekat saja. tapi bicara soal oleh-oleh itu, saya selalu ada pertanyaan yang menggelitik “apakah … Continue reading

Sedikit Oleh-Oleh Dari Jepang

Sedikit Oleh-Oleh Dari Jepang

Jepang, salah satu negara impian saya selain Inggris dan Arab Saudi. Jika saya ke Arab Saudi untuk berhaji sesuai tuntunan agama yang saya anut, ke Inggris adalah kewajiban mulia saya sebagai fans Manchester United, maka ke Jepang adalah menuntaskan mimpi-mimpi masa kecil. Mimpi-mimpi setelah menonton Doraemon dilanjut Dragon Ball di hari minggu, mimpi saat membaca … Continue reading

Seusai Bekerja, Kami Ke Ranca Buaya

Seusai Bekerja, Kami Ke Ranca Buaya

Sebenarnya kunjugnan saya ke Rancabuaya ini ada kaitannya dengan pekerjaan saya sebagai seorang nayapraja pajak. Saya diharuskan ke daerah selatan untuk memetakan potensi perpajakan di daerah selatan Garut. Daerah Selatan Garut selama ini memang seolah dianaktirikan, pembangunan tidak berjalan dengan cepat, tampak tidak ada akselerasi percepatan pembangunan. Padahal dari segi potensi ekonomi, kawasan Garut Selatan … Continue reading

Teh Kiloan Dari Garut

Teh Kiloan Dari Garut

Pagi ini saya memulai hari ini lain dari biasanya, jika biasanya saya membuka hari dengan secangkir kopi hitam panas, maka pagi ini saya mengawali pagi dengan segelas teh hijau panas. Badan saya memang masih belum pulih benar dari perjalanan panjang semalam, saya khawatir jika menyeruput kopi badan saya jadi seperti vibrator, bergetar-getar hebat. Pilihan menikmati … Continue reading

Jalan-jalan Di Kauman

Jalan-jalan Di Kauman

Beruntunglah saya memiliki seorang nenek yang tinggal di Kauman, Jogjakarta serta ibu yang pernah indekos di Kauman semasa kuliah dulu. jadilah saya tidak pernah absen setiap tahun berkunjung ke Kauman, silaturahmi sekaligus menyusuri lorong-lorong Kauman yang eksotis. Beberapa waktu lalu, saat lebaran tiba akhirnya saya kembali ke Kauman, walaupun akhirnya sebentar mengingat kondisi simbah putri … Continue reading

Keluarga

Jika keluarga hanya didasarkan pada ikatan darah atas nama persaudaraan, maka saya akan menyanggahnya dengan keras. Perkara keluarga tak hanya sekedar kita punya talian darah yang sama, perikatan saudara tak lantas kita pernah punya saudara yang sama. iris kuping saya. Ya, keluarga ternyata tidak cukup dengan ikatan darah semata.